Keindahan Pesona Sabang Sebagai Wisata Bahari Internasional Dari Masa Ke Masa

Oleh: Muhammad Irfan Alfarisi

Ada begitu banyak kisah yang bisa diceritakan dan berbagai tempat indah untuk dikunjungi di titik paling barat pulau Sumatera ini atau lebih dikenal dengan titik nol kilometer Indonesia, yakni Sabang. Sejak zaman dahulu, salah satu wilayah Aceh ini menjadi saksi bisu akan kehadiran bangsa-bangsa besar dunia dengan berbagai kepentingan dan lebih dari ribuan kapal pernah singgah disini. Sabang memiliki daya tarik tersendiri bagi bangsa-bangsa di dunia. Dari zaman pra sejarah hingga zaman perang dunia, Sabang pernah disinggahi Cheng Ho dan dilirik oleh Portugis, Belanda, Jepang dan bahkan pernah ditawar ke Amerika Serikat untuk membangun pangkalan militer.

Semenjak dibukanya Terusan Suez pada abad 19, perairan Aceh menjadi sangat ramai dan sangat penting untuk lalu lintas perdagangan. Selain itu, para penjelajah dan penjajah dari barat lebih mudah dalam menjangkau Nusantara dengan waktu tempuh yang relatif singkat. Salah satu wilayah yang menjadi incaran para bangsa asing adalah Sabang. Selain karena keelokan tatanan alamnya, letaknya juga begitu sangat strategis karena terletak di pintu bagian barat selat malaka.

Pelabuhan Sabang Saat di Masa Belanda

Belanda berhasil mendapatkan Sabang dan pada tahun 1881 pelabuhan alam Sabang yang dikenal dengan nama Kolen Station dioperasikan sebagai pangkalan batu bara untuk melayani angkatan laut kerajaan Belanda dan kapal dagang Umum. Tahun 1887, Firma De Lange diberi kewenangan penuh untuk mengelola dan membangun berbagai fasilitas pelabuhan sehingga menjadikan pelabuhan Sabang semakin berkembang. Akhirnya pada tahun 1895 secara resmi Sabang dibuka sebagai pelabuhan bebas dan dioperasikan oleh Sabang Maatschappij. Pada era pelabuhan bebas pertama ini, Sabang semakin dikenal dan berperan sangat penting dalam pelayaran internasional, transit barang-barang dan ekspor berbagai komoditi pulau sumatera seperti tembakau dari Deli dan lada, kopra, serta kopi dari Aceh.

Namun pada masa Perang Dunia II saat Jepang menduduki Aceh, era kegemilangan pelabuhan bebas Sabang berakhir dan harus ditutup karena parahnya kerusakan fisikakibat dibombardir Jepang. Pada tahun 1970, pemerintah Indonesia mulai menata ulang Sabang untuk dikembangkan dalam menunjang perekonomian negara. Bersamaan dengan itu pelabuhan bebas Sabang kembali dibuka. Tetapi pada tahun 1985 pelabuhan bebas Sabang kembali ditutup dengan alasan maraknya penyeludupan dan kini wilayah pelabuhan bebas dan perdagangan bebas diganti oleh Batam.

Keindahan Pesona Alam di Sabang

Saat ini Sabang telah menjadi tujuan wisata populer oleh berbagai wisatawan lokal dan mancanegara. Bagaikan sesosok gadis rupawan, Sabang benar-benar memiliki banyak tempat menawan untuk dikunjungi. Mulai dari pemandangan alam yang menghipnotis mata, keindahan lautnya dan peninggalan romantika masa lalu.

Salah satu tempat menarik untuk dikunjungi di Sabang adalah Bunker tentara Jepang atau lebih dikenal dengan nama Benteng Baterai Jepang peninggalan Perang Dunia II. Pada masa itu Sabang dijadikan Jepang sebagai basis pertahanan utama wilayah asia tenggara. Banyak benteng-benteng bawah tanah dan dibawah bukit batu dibangun oleh Jepang untuk menghadapi gempuran tentara sekutu. Benteng-benteng ini saling terhubung satu sama lain yang membentuk lorong-lorong gelap dan mencekam. Selain benteng Jepang, Sabang memiliki 180 bangunan bergaya kolonial. Mulai dari kantor, rumah sakit, penginapan, toko, dan rumah tempat tinggal. Di Sabang juga terdapat pemakaman Belanda Merbabu (Kherkof Merbabu) dan pemakaman Eropa tepatnya di Gampong Kuta Ateuh, Kota Sabang.

Dalam sebuah literatur dijelaskan bahwa Sabang merupakan tempat bertemu para saudagar dari berbagai negara. Kemungkinan karena alasan ini Sabang pernah dijadikan sebagai tempat transit sekaligus tempat karantina jamaah Haji sumatera pada masa kesultanan Aceh hingga pada masa kolonial Belanda. Rumah karantina haji termasuk paling canggih pada masanya dan dibangun di pulau Rubiah tepatnya didesa Iboih.

Ketika membahas Pulau Rubiah, tidak afdhol rasanya jika tidak membahas Taman Laut Rubiah (Sea Garden of Rubiah) yang sangat mempesona. Berbagai biota laut yang dilindungi banyak terdapat di taman laut Rubiah seperti angel fish, gigantic clams, school of parrot fish, lion fish dan sebagainya. Taman Laut Rubiah juga dijuluki sebagai surganya para penyelam karena menyimpan berbagai jenis terumbu karang yang indah.

KRI Dewaruci Ikut Memeriahkan Sail Sabang

Selain hal-hal yang telah diceritakan diatas, masih banyak berbagai penjuru Sabang lainnya yang menarik untuk dikunjungi. Mulai dari pantai Gapang, Pantai Paradiso, Kawasan penangkaran monyet, Air Terjun Pria Laot, Gunug Berapi, Pantai Kasih, Spot Pulau Klah, Pantai Tapak Gajah, Pantai Sumur Tiga, Pantai Anoi Itam, Pantai Aneuk Laot, dan Pulau Rondo. Dalam waktu dekat Sail Indonesia akan di selenggarakan di Sabang yang bernama even Sail Sabang 2017 yang diselenggarakan mulai tanggal 28 November 2017- 05 Desember 2017. Beberapa event yang dipersiapkan antara lain Sabang Expo, Sabang Wonderful Expo, dan Marine Expo. Kegiatan dalam event ini antara lain Sabang International Free Diving Competition & Workshop yang berupa kursus atau pelatihan, selain itu ada juga kompetisi free diving yang berhadiah ratusan juta. Kegiatan dan atraksi lain yang direncanakan antara lain International Yatch Rally, kedatangan KRI Dewa Ruci dan KRI Bima Suci, Flying Pass, Aceh Fun dive, underwater contest, lomba mancing, dan juga berbagai festival kuliner dan kopi. Tidak hanya itu, terdapat pula atraksi parade kapal tradisional, sendratari Keumalahayati, city tour Sabang, Aerobatic Show, dan lain sebagainya

Bagi yang ingin mendapatkan liburan yang berkesan tidak ada salahnya untuk bertamu ke Sabang. Pengen ke Sabang, tetapi tidak punya referensi travel dan penyedia paket wisata ? langsung saja klik seulangatravel.com yang sudah berpengalaman serta profesional dalam mengakomodasi dan melayani tur wisata daerah Aceh. Jadi, ayo bareng-bareng explore Sabang !